Tempat Umum dan Toleransi

Sudah lama sekali pengen nulis ini, tapi harus bener-bener diamati dulu. Kalau masalah bukti, saya ga sempat foto, tapi pasti kalian semua sudah pernah liat sendiri. Ini masalah tempat umum dan penggunanya yang bikin resah. Di mana aja? Menurut saya di kelima tempat ini.

  1. Self Service Restaurant

Saya yakin sebagian besar dari kita pasti pernah makan di restoran ini. Dimana? Yap, KFC, Mc Donalds, dan sejenisnya. Tapi tahukah kita bahwa restoran ini semua-semua harus sendiri? Mulai dari pesan, ambil, makan, dan buang. Buang maksud saya adalah membereskan bekas kita makan. Tapi, saya amati kebanyakan customer tidak peduli akan hal itu.  Tidak peduli atau tidak tahu ya? Mungkin keduanya. Bahkan banyak tisu berserakan juga di atas meja. Kadang ada juga tulang ayamnya ditaroh gitu aja di atas meja tanpa alas. Kadang saya mikir, dia kalau makan di rumah apa begitu juga ya? Saya yakin, Ibu kita pasti ngajarin kalau apa yang keluar dari piring itu harus dikutip kembali supaya ga kotor.

Seharusnya kita membereskan bekas yang sudah kita makan (piring karton, cup, dsb). Tempatnya juga pasti sudah disediakan restoran. Tidak susah mencarinya, biasanya berdampingan dengan tempat cuci tangan. Tidak ada salahnya kita juga menjaga kebersihan restoran dan membantu pekerja di sana meringankan pekerjaannya. Dan ada satu hal lagi yang sangat mengganggu bagi saya saat ke restoran model begini, yaitu customer yang mengambil saos sangat banyak penuh satu piring dan bersisa! Hei, tolong ambillah sesuai kebutuhanmu.

2. Pesawat

Satu hal yang selalu saya amati sewaktu naik pesawat adalah saat pesawat landing. Terutama saat penerbangan dari dan ke Medan. Setiap landing, pramugari pasti memberikan himbauan untuk tidak membuka bagasi atas sampai pesawat berhenti dengan sempurna. Entah mengapa, himbauan itu tidak berlaku bagi sebagian penumpang pesawat. Entah telinganya budeg, entah juga emang tidak ada rasa sabar. Iya, banyak penumpang pesawat yang langsung berdiri saat pesawat masih mencari tempat parkir dan langsung membuka bagasi atas, dan saya yang melihatnya cuma bisa ngelus dada sambil istighfar :)).

Pernah juga waktu itu, satu kabin pesawat bau sekali durian. Tau sendiri kan ya bau durian itu menyengat dan saya heran kenapa ya durian itu bisa lolos saat x-ray. Jadi pramugari mencari-cari sumber bau dan penerbangan jadi tertunda sekitar 45 menitan. Dan kedua kejadian itu saya dapati waktu saya naik maskapai Liyen.

Satu lagi, masalah hape. Sudah jelas himbauan untuk tidak mengaktifkan hape sebelum masuk terminal. Pasti ada alasan penting kan kenapa harus begini? Pastinya sinyal hape itu akan mengganggu navigasi pesawat. Walaupun mungkin tidak berlaku lagi untuk pesawat yang sudah landing, tapi pernah terpikir ga untuk pesawat yang akan take off? Apa salahnya kalau kita punya rasa sabar dan ikuti sesuai aturan?

3. Bioskop

Now trending : merekam scene film dan upload ke instastory! Hahaha. Maaf kalau ada yang tersinggung. Tapi demi apa, ini adalah ilegal. Sama aja ga sih dengan pembajakan? Walaupun hanya berdurasi beberapa detik saja. Coba pikirkan gimana kalau karya yang sudah kamu buat dengan susah payah, trus dicopy atau dibajak? Pasti ada perasaan kesal kan? Saya sangat tidak setuju dengan meng-instastory-kan cuplikan film. Sebenarnya banyak ya kelakuan di bioskop yang bikin resah, kayak main hape pas film berlangsung, dan itu cahayanya mengganggu konsentrasi saat nonton. Yailah nonton aja pake konsentrasi hahaha. Please guys, we use a smartphone, so we should be a smart user too.

4. Jalan Raya

Kemarin saya lewati jalan satu arah, dan keselnya ada pengendara lain yang melawan arah. Yaudah saya pelototin aja tuh orang hahaha. Kesel banget sama yang beginian. Dulu, menyetir itu adalah hal yang saya suka karena penasaran, sekarang menyetir itu kayak suatu hal yang menakutkan bagi saya. Lalu lintas di Medan itu acakadut, pengendara motor banyak yang ugal-ugalan, terlebih lagi angkot dan becak motor. Dulu saya pernah menuliskan tentang berkendara di sini. Kalau weekend disuruh bawa kendaraan, saya lebih milih naik transportasi umum saja. Lebih praktis, ga capek, ga susah cari tempat parkir, ga mencaci maki, dan sebagainya. Itung-itung ngurangi dosa mencaci maki mesti dalam hati :))

5. Mall

Mall, khususnya lift. Kalau ga lagi males jalan banget, saya ga gunain lift. Kenapa? Karena orang yang mau naik lift ini cenderung ga sabaran. Pernah waktu di Sun Plaza, saya mau naik lift ke atas, jadi di depan saya ada segerombolan keluarga yang nangkring dan berisik banget. Bayangkan aja, mereka ga ngasi celah buat yang mau keluar dari lift 😦 Kesel banget liatnya, mereka ngedesak terus mau masuk. Saya daripada satu lift sama mereka mending naik eskalator aja. Nah itu, banyak yang ga mendahulukan yang keluar terlebih dulu. Padahal kalau begitu, bakal ga rebutan dan ga sempit pas masuknya. Sama halnya dengan kereta, teman-teman di kota besar pasti pernah ngalami ya.

Intinya, rasa sabar, peka, dan toleransi kita harus ada! Ga ada salahnya kok kalau sifat tadi mulai kita pedulikan. Maafkan jika ada yang tersinggung, saya juga bukan manusia yang selalu taat aturan dan sempurna. Kalau kamu ada tempat-tempat yang sifat penggunanya sering bikin kamu resah ga?

Happy weekend πŸ™‚

8 thoughts on “Tempat Umum dan Toleransi

  1. shiq4 says:

    Di indonesia memang manusianya bersifat seperti itu. Tidak taat aturan. Seharusnya semakin tinggi sekolahnya, etika juga mengikuti. Lihat saja di negara2 maju, semuanya menjadi nyaman karena aturan ditegakkan bersama-sama. Klo orang indonesia suka ngremehin aturan seolah paling pintar saja. Itu masalah utamanya.

    Liked by 1 person

  2. fasyaulia says:

    Wah bener nih Wi, hal2 sepele ya tapi kalau terus2an dilakuin bikin makin orang gak sadar. Aku sih jarang pake lift, kecuali kalau emang gak akan keliling sana sini. Lebih suka pake eskalator sambil keliling2 liat yang seru2 hahaha πŸ˜›

    Like

Leave a comment